Transfer / candling dalam dunia hatchery bloiler adalah proses
memindahkan telur dari mesin setter ke mesin hatcher dan memisahkan telur
fertile , infertile dan telur yang terkontaminasi.
Kegiataan ini bisa dilakukan dengan manual , tenaga manusia , peneropongan dengan bantuan lampu pijar /
otomatis , dengan bantuan candling mesin , di Indonesia sendiri juga ada yang sudah memakai candling mesin , tapi
di perusahaan besar dan modernpun masih banyak yang yang manual mengingat biaya
yang tidak sedikit , efektifitas dan biaya tenaga kerja di Indonesia juga masih
murah
meja transfer manual dengan bantuan lampu pijar
Mesin setter hanya
bekerja dari umur telur 0 sampai 18 hari masa incubasi dan selanjutnya di pindahkan
ke mesin hatcher saat itulah dilaksanakan kegiatan transfer / candling
Memisahkan telur fertile dan infertile , telur
infertile yang tidak di buahi sperma jantan tentu tidak terjadi
pertumbuhan disana / telur clear , jadi kondisi dalam telur tetap encer dan
akan terlihat merah menyala karna cahaya bisa menembus kerabang telur
telur yang di teropong , infertile / fertile
Sebaliknya jika telur fertile yang di buahi oleh seperma
maka dalam proses incubasi akan tercadi pertumbuhan , kuning telur dan putih
telur yang awalnya cair akan membentuk jaringan dan membentuk bagian bagian
dari DOC dan jika di terpong akang terlihat merah gelap karna dalam telur di
umur 18 sudah terbentuk fisik DOC yang hampir sempurna dan pasti tidak lagi
encer dan tidak tertembus oleh cahaya
Telur yang terkontaminasi juga akan mempunyai ciri sendiri ,
telur ini bisa meledak karna proses pembusukan oleh bakteri di dalamnya menghasilkan gas , telur ini bisa
berasal dari telur yang retak rambut jadi bakteri mudah masuk dan terjadi
proses pembusukan di dalam telur , juga karna embrio yang mati di umur awal dan
membusuk , bsa juga karna di sangkar di kandang sudah banyak bakteri , proses penyimpanan yang kurang baik ,
setter kotor dan banyak hal lain
telur kontaminasi
Prose ini juga berpengaruh pada hasil tetas , jika telur
yang infertile banyak yang tidak terambil pasti akan berpengaruh terhadap
persentase hasil tetas dan telur infertile bisa juga pecah mengenai DOC juga
akan membuat bulu DOC menggumpal dan
tidak bisa masuk kualitas GRADE A , lebih bahaya lagi jika telur yang
terkontaminasi lolos masuk hacher dan meledak , bakteri akan mengkontaminasi
telur lain dan bisa menyebabkan terjadinya pusar hitam , kuning telur yang
tidak masuk dengan sempurna ,
Dalam prose ini juga
harus hati hati , jika terlalu kasar juga akan menyebabkan telur shock , juga
hasil DOC yang mempunyai pusar hitam dan mati , tidak bisa menetas , jadi dead
in shell tinggi
(mati di dalam mesin hatcher) persentase daya tetas turun , DOC
afkir banyak , kualitas DOC juga kurang bagus
No comments:
Post a Comment